McLaren Terpuruk di Azerbaijan GP Norris Sebut Mobil Kurang Efisien – Performa McLaren di ajang Formula 1 Azerbaijan Grand Prix 2025 yang digelar di Sirkuit Baku ternyata jauh dari harapan. Tim asal Woking tersebut tampak kesulitan bersaing di lintasan jalan raya yang terkenal dengan kombinasi tikungan teknis dan trek lurus panjang. Lando Norris, salah satu andalan McLaren, secara jujur mengakui slot deposit 10 ribu bahwa mobil mereka memiliki kelemahan signifikan ketika menghadapi sirkuit dengan level downforce rendah.
McLaren Kehilangan Daya Saing di Trek Lurus Baku
Sirkuit Baku adalah salah satu sirkuit jalan raya paling menantang di kalender Formula 1. Selain memiliki tikungan sempit di area kota tua, trek ini juga menghadirkan trek lurus hampir 2,2 kilometer yang menjadi titik krusial dalam perebutan posisi.
Sayangnya, McLaren tidak mampu menunjukkan kecepatan maksimal di area tersebut. Mobil MCL38 yang mereka gunakan tampak kekurangan efisiensi aerodinamika, sehingga tertinggal dari tim rival seperti Red Bull, Ferrari, dan bahkan Mercedes. Hal ini membuat slot bet 100 Norris dan rekan setimnya, Oscar Piastri, kesulitan menjaga posisi kompetitif sepanjang balapan.
Pengakuan Jujur Lando Norris
Dalam wawancara usai balapan, Lando Norris tidak menutupi fakta bahwa McLaren masih harus banyak berbenah. Menurutnya, kelemahan utama mobil McLaren muncul ketika menghadapi sirkuit dengan kebutuhan downforce rendah.
“Baku selalu menjadi tantangan. Kami tahu mobil kami cukup kuat di sirkuit dengan level medium hingga high downforce, tetapi begitu harus menghadapi trek lurus panjang dengan setelan low downforce, kelemahan itu langsung terlihat jelas,” ungkap Norris.
Ia menambahkan bahwa McLaren harus segera menemukan solusi agar tidak terus tertinggal dalam perebutan poin penting, terutama di lintasan-lintasan serupa seperti Monza atau Las Vegas.
Tantangan Teknikal Bagi Tim McLaren
Kelemahan di downforce rendah bukan hanya soal kecepatan di trek lurus, tetapi juga menyangkut stabilitas mobil saat masuk dan keluar tikungan cepat. Mobil McLaren terlihat kurang seimbang, membuat pembalap harus bekerja lebih keras untuk menjaga ritme balapan.
Para insinyur McLaren pun kini dihadapkan pada tantangan besar. Mereka harus mencari keseimbangan antara konfigurasi aerodinamika, efisiensi mesin, serta strategi ban agar mampu menghadapi berbagai karakter sirkuit. Jika tidak segera diperbaiki, peluang McLaren untuk meraih podium di musim ini akan semakin sulit.
Harapan ke Depan
Meski hasil di Baku mengecewakan, Lando Norris tetap optimistis McLaren bisa bangkit. Ia percaya tim memiliki fondasi kuat untuk bersaing, hanya saja perlu pengembangan lebih agresif pada aspek teknis.
“Ini bukan akhir dari segalanya. Kami tahu di mana letak kelemahannya, dan itu hal positif karena berarti kami bisa fokus memperbaikinya. Musim masih panjang, dan saya yakin kami akan kembali ke jalur persaingan,” tegas Norris.
Dengan semangat itu, McLaren kini menatap seri berikutnya dengan tekad lebih besar. Fans tentu berharap tim oranye papaya ini bisa segera mengatasi masalah downforce rendah dan kembali menunjukkan performa terbaik mereka di lintasan Formula 1.